Pada 20 November 1979, sebuah
peristiwa besar terjadi di Kota Suci Mekkah. Sekelompok orang bersenjata
pimpinan Juhaiman al-Utaibi, seorang Islamis radikal, menguasai Masjid
al-Haram. Mereka memprotes maraknya korupsi di pemerintahan Arab Saudi. Gejolak
politik pun meledak. Lalu, tentara Amerika dan Eropa bersatu membantu Pemerintah
Saudi memulihkan situasi di tanah suci.
Peristiwa itu menjadi bagian
penting dari sejarah modern Kota Mekkah. Meski demikian, kebanyakan orang,
terutama kaum Muslim sendiri, tak paham apa yang sejatinya terjadi saat itu.
Para pengamat politik dan sejarawan menganggap kejadian itu sebagai insiden local
semata, dank arena itu tak bersangkut-paut dengan peristiwa internasional yang
belakangan merebak: terorisme. Tetapi penulis buku ini, Yaroslav Trofimov,
berpendapat sebaliknya. Menurutnya, peristiwa itu merupakan akar sejarah
gerakan terorisme global, terutama yang dimotori al-Qaeda.
Untuk menyibak detail peristiwa yang tak terkuak khalayak itu, Trofimov memburu sumber-sumber penting dan terpercaya, antara lain: pelaku ‘gerakan 1979’” Paul Barril, kepala misi pasukan Perancis saat itu; tentara Arab Saudi; Perpustakaan British, satu-satunya tempat di Eropa yang menyimpan pelbagai surat kabar Saudi tahun 1979; arsip Pemerintah AS dan Inggris yang berisi laporan rahasia dari para diplomat dan mata-mata; serta CIA dan British Foreign Office.
Belum pernah ada tinjauan atas
peristiwa 20 November 1979—tidak juga atas tragedi 11 September 2001—yang
dilaporkan dengan kemampuan jurnalistik dan tutur sejarah seperti yang ada
dalam karya Yaroslav Trofimov ini. Pada awal abad ke-15
Hijriyah, sebuah kelompok bersenjata pimpinan seorang Islamis radikal bernama
Juhaiman al-Utaibi menguasai Masjid al-Haram di Kota Suci
Mekkah, salah satu tempat tersuci umat Islam.… Butuh waktu 30 tahun untuk bisa
memahami peristiwa ini dalam konteksnya, dan Trofimov bekerja sangat baik
dalam memaparkannya secara gamblang. — KIRKUS
REVIEW
Trofimov merekam sebuah insiden
yang tak terpublikasi di Barat: kekerasan dalam pengambil-alihan tempat
tersuci umat Islam oleh kaum Muslim fundamentalis pada 1979. Trofimov begitu
ahli dalam merangkai cerita sejarah, memadukan teologi mesianistik dengan ke
kerasan pada tempatnya, serta sangat berani dalam membongkar praktik korupsi
yang sangat parah dari suatu negara dengan komplisitas institusi agama.
Trofimov dengan tepat menunjukkan masalah-masalah regional yang akut, dengan
reaksi abadi terhadap perang melawan teror… Pembaca awam akan sangat terbantu
oleh buku ini untuk memahami kaum fundamentalis Muslim dalam kaitannya de
ngan terorisme. — PUBLISHERS WEEKLY
Yaroslav Trofimov telah menulis
karya yang sangat mengesankan. Diramu dengan
begitu hidup, untuk detail-detail peristiwa
yang tak tersingkap di masa lalu. Dia mengungkap krisis sandera yang sangat
sedikit diketahui di jantung dunia Muslim…. Setelah mulai membaca buku ini,
saya pun tak kuasa meletakkannya. — RAJIV
CHANDRASEKARAN, asisten editor pada The Washingtong Post
Ketika Yaroslav Trofimov
memaparkan dengan begitu lengkap dan kuat, kebanyakan partikel radioaktif di
dunia kini bukan lagi berada di Korea Utara, Iran, atau bahkan Amerika Serikat.
Namun, ada kontradiksi lain yang lebih mengerikan, yakni Kerajaan Arab Saudi. …
dan dia mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang terjadi atau yang bakal
terjadi di sana adalah sumber utama perhatian dunia. — TOM BISSELL, editor pada Virginia Quarterly Review
Penelitian Trofimov mengenai
pengambil-alihan Masjid al-Haram di Mekkah oleh
kelompok militan Islam dimulai dengan mengetahui seluruh ancaman politik yang
menakutkan. Penulis lalu menguji bagaimana aksi jihad global ini meng inspirasi
generasi teroris hari ini. Trofimov, seorang reporter Wall Street Journal,
memberi konteks melalui sebuah sejarah yang hidup mengenai akar dan bangkitnya
ultra-fundamentalis Wahhabi, serta menghadirkan kembali pertempuran di masjid
tersebut dengan begitu eksploratif, seolah menjadi pemandangan yang mengerikan.
Kegemparan yang diciptakan secara berkala tersebut
tidak mengurangi alasan Trofimov bahwa Osama Bin Laden dan gerakannya adalah
ideologi warisan kaum radikal Mekkah, tapi dengan sumber daya yang jauh lebih
besar. — JEN ITZENSON, Portfolio
Magazine
Saat Revolusi Iran tahun 1979
terbentang, orang-orang Saudi dibuat cemas dan malu oleh sebuah tragedi
pengambil-alihan Masjid al-Haram di Mekkah pada tahun 1979. Serangan untuk
merebut kembali tempat tersuci umat Islam tersebut menyeret pada suasana
berdarah, menampakkan kecurangan dan ketidakcakapan
Pemerintah Saudi pada taraf yang sangat akut. Trofimov menjelaskan, tekanan
yang begitu keras hampir saja menghilangkan sebuah babak dalam kisah teror
Muslim radikal. — Booksense
No comments:
Post a Comment