Cinta sejati mampu menjelma
menjadi kekuatan yang tak ada habisnya. Cinta antara
Qays dan Layla mampu membuktikannya, yang kemudian dikenal dengan kisah Layla
dan Majnun. Kisah cinta abadi dari negeri Timur ini cukup termasyhur, hampir
disamakan dengan kisah Romeo dan Juliet. Meski begitu, kisah ini lahir sebelum
karya William Shakespeare itu tercipta.
Kisah cinta mengharukan yang
dianggap nyata kebenaran peristiwa[1]nya ini awalnya
tersebar dari satu orang kepada yang lain, sehingga terlahir ber[1]bagai versi dan
varian. Baru pada abad ke-12 dituangkan kembali dalam bentuk tulisan oleh
Nizami, seorang penyair dari Ganjavi (wilayah Azerbaijan). Versi ini yang
paling dikenal orang, lalu menyebar ke wilayah lain sehingga sampai sekarang
menjadi kisah saduran atau penceritaan kembali yang telah diterje[1]mahkan ke dalam
berbagai bahasa.
Qays mencintai Layla dengan
segenap jiwanya. Meski rasa cinta itu terhalang, namun laki-laki itu tak kenal
menyerah atau memindahkan hatinya kepada gadis lain. Bahkan, ia terus memelihara
rasa cintanya kepada Layla. Rasa cintanya yang terhalang itu membuat hidupnya
tiba-tiba berubah. Ia berjalan tak tentu arah sambil mendendangkan lagu-lagu
cintanya sambil meneteskan air mata.
Orang-orang yang berpapasan dengannya meneriakkan namanya, si “majnun”, ‘si
orang gila’.
Cinta sejati adalah sesuatu yang nyata, dan api yang menjadi bahan
bakarnya akan menyala selamanya, tanpa sebuah awalan dan tanpa sebuah
akhiran….api cinta sejati yang menyala di jiwanya bagaikan obor yang terus
menyala hingga akhir hayatnya.
Hanya Layla satu-satunya kekasih
yang bertakhta dalam hatinya. Ia bertingkah bak seorang pemabuk, menangis,
terisak, dan merintih. Bait demi bait terlantun dari hembusan napasnya. Jika
datang kerinduan yang mendalam, ia memanggil
angin timur yang akan menyampaikan pesan untuk mawar merah pujaannya. Begitu
besar cinta sejati yang dimilikinya, hingga angin pun bersahabat dengannya,
hingga binatang-binatang buas di tempatnya berkelana pun mengasihi dan menjadi
sahabat yang senantiasa menyertai langkahnya.
Majnun telah mengeluarkan seluruh
daya dan upayanya untuk menunjukkan sikap cinta
sejatinya kepada Layla. Namun, takdir tak berpihak. Akhirnya, cinta mereka
bersatu dalam kematian.
Sepasang kekasih terbaring di makam ini,
Pada akhirnya bersatu dalam kegelapan kematian.
Begitu setia saat terpisah, benar-benar saling mencinta:
Satu hati, satu jiwa di surga.
Dengan mengenal tokoh Layla dan
Majnun dalam kisah ini, kita akan tercerahkan bahwa perjuangan untuk meraih
cinta yang abadi hanya bisa ditempuh dengan pengorbanan; darah, harta, pun
kematian bukanlah sesuatu yang patut diperhitungkan.
Subhanallah, tak ada kisah cinta
yang mampu menyamai kisah cinta Layla dan Majnun. Buku yang ada di tangan
pembaca ini merupakan penceritaan ulang dengan tujuan untuk mengenal dan
menghayati secara mendalam kisah cinta klasik dari Negeri Timur yang tak akan
lekang dimakan zaman. Pengungkapannya dengan bahasa
yang sederhana membuat kisah ini mudah dipahami. Selamat membaca!
ISI BUKU |
||
Pengantar
Penerbit |
5 |
|
Daftar Isi |
7 |
|
1. |
Buah Hati yang
Sempurna |
9 |
2. |
Nyala Api Cinta |
12 |
3. |
Mantra sang
Takdir |
18 |
4. |
Cinta yang
Terpupus |
23 |
5. |
Sang Pengembara
Cinta |
28 |
6. |
Berobat ke
Rumah Suci |
34 |
7. |
Mengasingkan
Diri |
38 |
8. |
Sekuntum Bunga
yang Terkoyak |
42 |
9. |
Penyair dan Sekuntum Bunga |
47 |
10. |
Derita dalam
Pengharapan |
51 |
11. |
Sekuntum Bunga
yang Rapuh |
54 |
12. |
Terbang Bersama
Angin |
56 |
13. |
Di Mana pun
Jantungnya Berada, di Sanalah Tempatku |
63 |
14. |
Atas Nama
Persahabatan |
70 |
15. |
Cinta Sejati
Majnun |
78 |
16. |
Jubah Hitam
Kesedihan |
83 |
17. |
Jiwa yang
Terkoyak |
86 |
18. |
Mengubah Jiwa
Menjadi Nisan |
91 |
19. |
Sajak Cinta
yang Sia-sia |
99 |
20. |
Dan Senja
Berpulang |
104 |
21. |
Kesakitan,
Penyesalan, dan Kesedihan |
113 |
22. |
Kekuatan Cinta Majnun |
118 |
23. |
Langit tak
Memberi Jawaban |
128 |
24. |
Bintang yang
Jatuh dari Surga |
132 |
25. |
Surat Cinta
Layla |
140 |
26. |
Surat Cinta
Majnun |
146 |
27. |
Kebebasan Tak Terganti |
152 |
28. |
Mutiara yang
Menyiksa Tiram |
158 |
29. |
Rembulan Enggan
Bersinar |
164 |
30. |
Sama Menderita
Karena Cinta |
172 |
31. |
Luka Cinta yang
Tak Terbalas |
178 |
32. |
Pudarnya Sinar
Rembulan |
183 |
33. |
Bersatu dalam
Keabadian |
187 |
BUKU-BUKU NOVEL ISLAM LAINNYA :
BUKU-BUKU ISLAM LAINNYA TENTANG KISAH :
No comments:
Post a Comment