ASIYAH : SANG MAWAR GURUN – SERIAL 4 WANITA PENGHUNI SURGA

ASIYAH : SANG MAWAR GURUN – SERIAL 4 WANITA PENGHUNI SURGA

Buku ini mengisahkan seorang perempuan mulia yang memegang teguh akidah, bahkan hingga saat lidah api menjilat tubuhnya di tiang hukuman penguasa zalim bergelar Fir’aun. Perempuan mulia ini, Asiyah, seorang Ratu Mesir, yang menanamkan dengan kuat di dalam hatinya ajaran Tuhan yang Satu seperti yang disampaikan oleh Nabi Yusuf A.S. Asiyah, perempuan mulia yang tak silau oleh gemerlap kekuasaan dan nikmat dunia.

Kisah ini terbagi dalam dua bagian besar. Bagian awal disampaikan dalam bentuk kiasan lempeng-lempeng manuskrip yang mengisahkan Raja Akhenaten, penguasa Mesir yang bijaksana dan meyakini kebenaran ajaran Nabi Yusuf, beriman kepada Tuhan yang Tunggal. Keyakinan ini akhirnya membuat pusat pemerintahannya di Amarna luluh lantak oleh serangan pasukan musuh dari dalam kerajaannya sendiri yang ingin memulihkan kembali keyakinan terhadap banyak tuhan atau dewa. Bagian ini juga mengantarkan pembaca untuk mengenal tokoh-tokoh utama.

Bagian kedua menceritakan kisah Ratu Asiyah yang juga dikenal sebagai Yes atau Yes’a. Pembaca akan diajak menyelami perjalanan hidup Ratu Asiyah yang besar dalam didikan Apa, guru yang sangat dihormatinya, serta kedua pengiring setianya, Tahnem dan Sare. Bersama, mereka menjaga keimanan terhadap Tuhan yang Satu, seraya menyusun langkah menghadapi kelicikan dan pandangan haus kekuasaan Kepala Pendeta Haman dan Karonaim yang mengingkari asal-usulnya. Mereka adalah empat sekawan dari masa kecil, Asiyah, Ra, Ha, dan Ka. Namun, pada akhirnya mereka berpisah jalan, saling berhadapan sebagai lawan.

Asiyah kemudian ditakdirkan menjadi permaisuri Raja Ra. Sang Raja kelak bermimpi mengenai kelahiran seorang anak dari Suku Apiru yang akan menjatuhkannya dari singgasana. Seorang anak yang akan menjadi utusan-Nya. Mimpi ini berujung pada kegilaan berupa perintah membunuh setiap bayi laki-laki Apiru yang baru lahir. Namun, kuasa Illahi menentukan bahwa bayi masih merah yang dihanyutkan ke Sungai Nil oleh ibunya akan berjumpa ibu yang lain, Ratu Asiyah. Bayi ini adalah Musa.

Inilah kisah Asiyah, Permaisuri Fir’aun. Keteguhan imannya seperti aliran Nil yang tak lelah menyusuri jalannya menuju samudera luas, walau segala rintangan menghadang... Inilah kisah seorang perempuan yang tak silau oleh harta dan kekuasaan...

DOWNLOAD EBOOK

ISI BUKU

Pengantar Penerbit

3

Legenda Pasir

7

1.

Lempeng Pertama

10

2.

Lempeng Kedua

22

3.

Lempeng Ketiga

30

4.

Kisah-Kisah di Sekolah

50

5.

Kisah Semua Kembali ke Asalnya

55

6.

Kisah Asiyah dan Burung Bulbul

62

7.

Hari Pemakaian Mahkota

71

8.

Gadis Yang Berada di Hadapan Cermin, di Hari Pemakaian Mahkota

82

9.

Asiyah… Kolam… Bunga…

92

10.

Perjalanan Menuju Gosen

116

11.

Para Utusan yang Datang dari Negeri Punt

152

12.

Tahnem, Murid Tukang Perahu

160

13.

Rumah Pedagang Piri Bahtiyar

181

14.

Hari-Hari Sedih di Pemakaman Kafertep

193

15.

Ratu Segala Kesendirian

206

16.

Hari Retaknya Cermin-Cermin

214

17.

Dua Bidan

223

18.

Lahirnya Sebuah Bintang di Langit

234

19.

Sembilan Puluh Sembilan Kali Selamat Tinggal

254

20.

Sembilan Puluh Sembilan Kali Keinginan

260

21.

Sembilan Puluh Sembilan Kali Ucapan Selamat Datang

272

22.

Cahaya Mata

279

23.

Ketika Dua Ibu Membesarkan Bayi Musa

302

24.

Ratu Tanpa Istana

320

25.

Hari Perpisahan…

324

26.

Hari-Hari Baru di Avaris

330

27.

Kisah Keberuntungan Margir

337

28.

Petualangan adalah Pengetahuan

342

29.

Kisah Muwahidun Nabi Yusuf dan Para Serigala

349

30.

Tahun-Tahun yang Berlalu di Jalur Avaris-Memphis

355

31.

Putra Semata Wayang Dua Ibu

363

32.

Jalan-Jalan yang Memisahkan Anak dari Ibu

373

33.

Sultanah yang Menjadi Tawanan di Istana

385

34.

Sultanah kah yang Kembali ke Istana ?

395

35.

Setelah Penantian Lama

401

36.

“Hari Saat Putraku Tiba…”

410

37.

Pertemuan

418

Tentang Penulis : Sibel Eraslan

450



PRIMAGRAPHOLOGY TRAINING & CONSULTING

BUKU-BUKU NOVEL ISLAM LAINNYA :

BUKU-BUKU ISLAM LAINNYA TENTANG KISAH :

No comments:

Post a Comment