Sejarah umat lslam memang tak sepi
dari perbedaan pendapat. Sebuah penyakit kronis yang menjangkiti umat ini sejak
lama. Paling tidak ada tigaperselisihan yang sering terjadi di antara umat ini,
yaitu perselisihan dalam masalah furu' (cabang dalam agama) dan ijtihddiyah,
perselisihan dalam masalah siyasah (politik) dan syurd' (musyawarah) serta
perselisihan dalam maslah ushul (pokok agama), madzhab-madzhab dan i'tiqddiyah
(akidah dankeyakinan). Ketiga perbedaan ini tak jarang berujung pada perpecahan
umat.
Benturan pemikiran, baik diskusi maupun debat sering menghiasinya.
Bahkan bentrok fisik pun sering tak terelakkan. Lalu bagaimana umat lslam
menyikapi hal ini? Bagaimana pula jika perbedaan ini antara halus sunah dan
ahlul bid'ah?
Suatu hal yang seharusnya tidak perlu terjadi jika seluruh masalah
dapat didudukkan dalam timbangan lslam yang benar. Seorang muslim adalahsaudara
bagi muslim yang lain. Nasihat yang baik serta mengedepankan perbaikan
merupakan hal yang seharusnya dilakukan.
Nah, buku ini akan menjabarkan dengan gamblang bagaimana menyikapi
perbedaan pendapat di antara kaum muslimin tersebut. Dengan dalil-dalil
yangshahih penulis, Muhammad bin Shalih bin Yusuf Al-'Aly, berhasil mendudukkan
perbedaan-perbedaan ini sesuai tempatnya. Runtut, kuat dan dengan penjabaran
yang tidak membosankan, dijamin setelah Anda membacanya, Anda akan bijak menyikapi
perbedaan.
ISI BUKU |
||
Pengantar Penerbit |
5 |
|
Daftar lsi |
8 |
|
Mukadimah |
12 |
|
Tercelanya
Bid'ah dan. Bersatunya Ahlus Sunnah |
21 |
|
Pasal Pertama : Ahlus Sunnah wal Jamaah
adalah Ahli Keadilan |
29 |
|
1. |
Bersikap Adil
Terhadap Nonmuslim |
32 |
2. |
Sikap Adil
Ahlus Sunnah Grhadap Ahli Bid'ah |
39 |
Pasal Kedua : Kaidah Ahlus Sunnah Dalam
Menghukumi Kelompok Lain |
53 |
|
1. |
Bahaya Vonis
Kafir Tanpa Bukti Nyata |
53 |
2. |
Syarat dan
Penghalang Vonis Kafir |
62 |
3. |
Tingkatan
Bid'ah Ditinjau dari Segi Kesesatan dan Bahayanya |
66 |
|
a. Bid'ah
Mukaffirah dan Ghairu Mukaffirah (Mufsiqah) |
67 |
|
b. Bid'ah Besar
dan Kecil |
70 |
|
c. Bid'ah
Amaliyah dan l'tiqidiyah |
73 |
|
d. Bid'ah
Haqiqiyah dan ldhafiyah |
74 |
4. |
Klasifikasi
Pelaku Bid'ah dan Status Hukumnya |
76 |
|
a. Pelaku
Bid'ah yang Bodoh |
77 |
|
b. Pelaku
Bid'ah yang Melakukan Takwil |
79 |
|
c. Ulama yang
Melakukan Bid'ah dan Tidak Menakwil |
86 |
|
d.
Pelaku Bid'ah yang Mengajak Manusia Pada Bid'ah yang Dikerjakannya |
86 |
5. |
Menyikapi
Seseorang yang Terkumpul Keimanan Sekaligus Kemunafikan Dalam Dirinya |
88 |
6. |
Kesalahan Dalam
Mengklaim Sesat dan Bid'ah Pada Sebagian Masalah Akidah yang Samar |
92 |
Pasal Ketiga : Kaidah dan Adab Orang yang Adil |
101 |
|
1. |
Objektif Keti
ka Membicarakan Orang-orang yang Berbeda Pendapat |
102 |
|
a. Ta'ashub
(fanatisme) |
105 |
|
b. Hawa Nafsu |
116 |
|
c. Hasad (Dengki) |
121 |
|
d. Ujub dan
Sombong |
122 |
|
e. Suka
Popularitas dan Menjadi Pemimpin |
124 |
2. |
Tidak Boleh
Menerapkan Jarh wa Ta'dil Kecuali Dengan Ilmu |
126 |
3. |
Urgensi
Verifikasi Sebelum Menjatuhkan Vonis Hukum dan Menentukan Sikap |
130 |
4. |
Menafsirkan
Perkataan Dengan Penafsiran Terbaik dan Berbaik Sangka Terhadap Kaum Muslimin |
136 |
5. |
Urgensi
Menggabungkan Antara Tulisan Dengan Ucapan dan Tidak Bersandar Pada Salah
Satunya |
148 |
6. |
Kebaikan
Seorang Muslim Menghapus Keburukannya |
153 |
7. |
Perkataan Rival
Tidak Dianggap |
159 |
8. |
Kesalahan
lndividu Tidak Mutlak Menjadi Kesalahan Madzhab, atau Jamaahnya |
162 |
9. |
Mengkritik dan
Menjelaskan Letak Kesalahan Sebuah Pendapat; Bukan Pribadinya |
163 |
10. |
Tidak Memvonis
Seseorang Dengan Sesuatu yang Tidak Pernah Dinyatakannya |
167 |
11. |
Menahan Diri
dari Perdebatan yang Mendorong Pada Permusuhan |
169 |
12. |
Menghukumi
Lahiriah dan Tidak Menyelidiki Urusan Niat dan Batinnya |
172 |
Pasal Keempat : Sikap Ahlus Sunnah wal
Jamaah Terhadap Ahli Bid'ah |
177 |
|
1. |
Beberapa Hak
dan Aspek Dalam Menyikapi pelaku Bid'ah |
181 |
|
a.
Menyampaikan dan Memahamkan Hujah Kepada Mereka Dengan Baik dan Bijak |
181 |
|
b. Mengakui
Keislaman Mereka |
191 |
|
c.
Mendahulukan dan Mengutamakan Pelaku Bid'ah Atas Orang-orang yang l-ebih
Besar Bahayanya Terhadap lslam |
193 |
|
d. Membela dan
Menolong Mereka dari Kezhaliman |
194 |
|
e. Menerima
Perkataan Pelaku Bid'ah Apabila Benar dan Sesuai Dengan Syariat |
199 |
|
f.
Mendoakan Mereka Agar Mendapatkan Hidayah dan Rahmat Serta Menshalatkan
Jenazah Mereka |
202 |
|
g. Tolong
Menolong Bersama Mereka |
204 |
|
h. Shalat di
Belakang Pelaku Bid'ah Ghairu
Mukaffirah |
206 |
|
i. Mengambil
llmu dan Riwayat dari Mereka |
209 |
|
j. Kesaksian
Ahli Bid'ah |
213 |
|
k. Berjihad
Bersama lmam Pelaku Bid'ah dan Meminta Bantuan dari Pelaku Bid'ah |
214 |
|
l.
Memberi Kepercayaan Kepada Mereka untuk Mengemban Tugas Dalam Negara Islam |
220 |
2. |
Memberi Sanksi
dan Hukuman Kepada Pelaku Bid'ah |
222 |
|
a. Memutus
Hubungan Dengan Pelaku Bid'ah |
222 |
|
b. Membunuh
Penganut Bid'ah |
230 |
Pasal Kelima : Berdakwah Kepada Ahli Bid’ah
dan Status Taubat Mereka |
233 |
|
1. |
Dalil-Dalil dan
Atsar yang Dijadikan Argumen Mengenai Terhalangnya Taubat Ahli Bid'ah |
234 |
2. |
Taubat Ahli
Bid'ah yang Menyeru Pada Bid'ahnya |
241 |
3. |
Penjelasan
Tentang Fakta Taubatnya Para Pelaku Bid'ah |
243 |
4. |
Faktor-faktor
Penting Dalam Mengubah Bid'ah |
247 |
5. |
Kaidah-kaidah
Positif Dalam Berdiskusi yang Terdapat Dalam Al-Qur'an |
255 |
BUKU-BUKU ISLAM LAINNYA TENTANG PEMIKIRAN KRITIS ISLAM :
No comments:
Post a Comment