Berbicara tentang “perang”,
umumnya seseorang akan membayangkannya sebagai perang fisik atau militer.
Namun, bagaimana bila perang yang dimaksud bukan secara militer, namun efeknya
jauh lebih mematikan dan kolosal ?
Peperangan memiliki dua dimensi; fisik
dan non-fisik. Dimensi fisik terkait dengan hardware
peperangan berupa kekuatan apparatus atau perangkat militer, termasuk taktik
dan strategi di kancah perang. Target yang dibidiknya adalah fisik manusia yang
menjadi musuhnya. Sementara dimensi non-fisik peperangan terkait erat dengan software-nya berupa kebudayaan dengan
targetnya adalah kesadaran manusia.
Sederhananya, peperangan dapat
terjadi, baik secara militer maupun budaya. Dalam hal ini, perang budaya
sebagaimana disinyalir penulis buku yang mulia ini, “Berlangsung diam-diam
tanpa menimbulkan kegaduhan atau menarik perhatian. Perang kebudayaan
menghendaki generasi baru melucuti keyakinan dirinya dengan berbagai cara.”
Namun demikian, pengaruh yang ditimbulkannya berskala jauh lebih luas,
berkelanjutan, dan mematikan ketimbang pengaruh perang militer (yang
menggunakan rudal nuklir sekalipun). Bom atom yang meledak dan menghanguskan
dua kota di Jepang (Hiroshima dan Nagasaki)—tanpa bermaksud mengentengkan—hanya
berpengaruh sesaat dan pada generasi yang hidup pada masa itu, sekalipun
menyakitkan. Sementara efek perang budaya dapat berlanjut dari generasi ke
generasi, dan umumnya berlangsung tanpa sadar, bahkan menyenangkan korbannya!
Makna dan maksud “perang budaya”
adalah saat suatu kekuatan budaya, politik, atau ekonomi (yang umumnya hegemonic)
melakukan serangan atau terror halus terhadap prinsip-prinsip dan unsur-unsur
kebudayaan lain. Serangan tersebut bertujuan merealisasikan keinginannya dan
menundukkan komunitas budaya dimaksud di bawah kendalinya. Dalam konteks perang
ini, kelompok penyerang bersandar pada penguasaan negeri itu dan dengan cara
paksa, memberlakukan keyakinan dan kebudayaan baru sebagai ganti kebudayaan dan
keyakinan lama komunitas tersebut.
Dalam perang kebudayaan, para
musuh berusaha memaksakan unsur budayanya kepada negeri yang diserangnya.
Mereka menanamkan keinginan dan kepentingannya jauh di lubuk jiwa bangsa yang
dijadikan targetnya. Tentunya sudah diketahui pasti apa kepentingan dan
keinginan musuh tersebut.
Buku ini, dengan gaya tulisan
yang memikat, menyuguhkan ke hadapan kita serangkaian konsep dan fakta
mengejutkan seputar perang budaya di abad kontemporer. Di awali dengan kritik
budaya yang terbilang tajam dan penuh semangat, penulisnya yang kini menjadi
pemimpin dunia Islam, wali al-faqih,
Sayyid Ali Khamenei, berupaya membongkar berbagai intrik-persekongkolan dan
strategi halus serangan budaya terhadap Islam yang dilancarkan kalangan
penguasa zalim dan hegemonik (Amerika Serikat dan antek-anteknya).
Serangan ofensif pihak Barat yang rakus dan sok kuasa itu meniscayakan ditabuhnya genderang perang budaya. Bila serangan itu terus didiamkan (tidak dilawan atau diperangi), umat Islam dewasa ini tentu akan terus digiring menuju kematian budayanya (Islam) yang khas, untuk kemudian dicetak sebagai generasi berbudaya Barat yang banci, degil, jahat, dan serbapermisif. Sehingga, perlahan tapi pasti, umat Islam nantinya hanya tinggal jasad (buih) tanpa ruh; atau bentuk dengan isi yang bertolak belakang dengan idealism Islam.
ISI BUKU |
||
PENGANTAR PENERBIT |
5 |
|
BAGIAN PERTAMA : PERANG KEBUDAYAAN DAN PERTUKARAN BUDAYA |
13 |
|
BAB 1 |
PERANG KEBUDAYAAN |
15 |
BAB 2 |
MEMAHAMI DAN
MENGHADAPI PERANG KEBUDAYAAN |
18 |
BAB 3 |
INTERAKSI DAN
PERANG BUDAYA |
46 |
BAB 4 |
LATAR BELAKANG SEJARAH DAN AKAR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI IRAN |
61 |
BAB 5 |
TANGGUNG JAWAB BESAR PEMUDA DALAM MEREALISASIKAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN KEMAJUAN INDUSTRI NASIONAL |
77 |
BAGIAN KEDUA : DUNIA ISLAM DAN PERANG KEBUDAYAAN |
85 |
|
BAB 1 |
ALASAN SERANGAN
BUDAYA BARAT TERHADAP BUDAYA ISLAM |
87 |
BAB 2 |
ALASAN SERANGAN
BUDAYA KOLONIAL TERHADAP DUNIA ISLAM |
104 |
BAB 3 |
PERANG
KEBUDAYAAN KAUM PENJAJAH TERHADAP DUNIA ISLAM: SARANA DAN ALAT |
115 |
BAB 4 |
KEBANGKITAN
ISLAM |
149 |
BAGIAN KETIGA : REVOLUSI ISLAM DAN PERANG BUDAYA |
207 |
|
BAB 1 |
RINGKASAN
SEJARAH PERANG BUDAYA DI IRAN |
209 |
BAB 2 |
SEBAB-SEBAB DAN
AKAR-AKAR SERANGAN BUDAYA MENENTANG REVOLUSI ISLAM |
236 |
BAB 3 |
REVOLUSI ISLAM
: AWAL ERA AGAMA DAN SPIRITUAL, ERA IMAM KHOMEINI |
277 |
BAB 4 |
SARANA-SARANA DAN ALAT-ALAT YANG
DIGUNAKAN MUSUH DALAM MEMBUDAYAKAN SIKAP ANTI REVOLUSI ISLAM IRAN |
316 |
BUKU-BUKU ISLAM LAINNYA TENTANG PEMIKIRAN KRITIS ISLAM :
No comments:
Post a Comment