Hai Kekasih Hatiku, jika bukan Engkau, siapa lagi yang kuharap.
Kasihilah orang berdosa ini yang mendatangimu hari ini. Hai Harapan,
Kebahagian, dan Kesenanganku, hati ini telah terkunci untuk selain
diri-Mu.
Suatu ketika Rabiah al-Adawiyah
berlari-lari ke pasar sembari menggenggam sebilah obor menyala-nyala di tangan
kanannya dan seember air di tangan kirinya. Orang-orang keheranan. "Hai
Rabiah, apa yang akan kaulakukan?" Rabiah menjawab, "Dengan api ini,
ingin kubakar surga, dan dengan air ini, ingin kupadamkan neraka, supaya orang
tidak lagi menyembah Tuhan karena takut akan neraka atau karena mendambakan
surga. Aku ingin setelah ini hamba-hamba Tuhan akan menyembah-Nya hanya karena
cinta."
Rabiah menyentak kesadaran kita
bahwa ibadah bukanlah sekadar kewajiban atau karena takut terhadap siksa
akhirat, melainkan wahana untuk menumbuhkan kemuliaan jiwa dan kebahagiaan
manusia sebagai hamba Allah. Baginya, setiap ibadah menjadi ekspresi cinta dan
kerinduan spiritual sang hamba pada Penciptanya. Hanya dengan cinta ibadah
menjadi mudah. Kepatuhan menjadi kerinduan. Ketaatan menjadi dambaan.
Disertai kisah-kisah tak lekang zaman yang dipulung dari berbagai kitab klasik, buku ini mengajak kita mengenal Rabiah dan warisan ruhaninya lebih dekat, lebih rekat.
ISI BUKU |
|
Mukadimah |
9 |
Gerakan Zuhud |
17 |
Kehidupan
Rabiah al-Adawiyah |
36 |
Cinta Ilahi |
86 |
Antara
Cinta (al-Hubb) dan Takut (al-Khauf) |
93 |
Rabiah
dan Karamah |
117 |
Akhir |
145 |
Refensi |
167 |
BUKU-BUKU ISLAM LAINNYA TENTANG TELADAN :
No comments:
Post a Comment