DARI ETIKA KE SPIRITUAL BISNIS : TELAAH ISU-ISU AKTUAL DAN MASA DEPAN PENDIDIKAN TINGGI EKONOMI ISLAM – DR. H. AZHARI AKMAL TARIGAN, M.AG.

DARI ETIKA KE SPIRITUAL BISNIS : TELAAH ISU-ISU AKTUAL DAN MASA DEPAN PENDIDIKAN TINGGI EKONOMI ISLAM – DR. H. AZHARI AKMAL TARIGAN, M.AG. 

Apa yang dimaksud dengan spiritualitas bisnis ? Secara hakiki, bisnis merupakan urusan khas manusia. sebagai urusan khas manusia, bisnis menjaring semua orang tanpa terkecuali. Bisnis selalu berhubungan dengan apa yang paling bernilai atau yang paling berharga pada manusia. Hal yang bernilai dan berharga itu yang selalu ingin ditingkatkan kualitasnya tiada lain adalah hidup. Agar tetap hidup, terlebih agar hidupnya semakin bermutu atau semakin sejahtera, manusia tentu akan menggerakkan segala daya dan kemampuan yang dimiliki. Terkadang ia harus memergunakan berbagai taktik dan strategi untuk meningkatkan kualitas hidupnya, minimal mempertahankan hidupnya. Pada tataran ini, bisnis lalu merupakan verba, bukan nomina. Bisnis merupakan upaya manusia untuk menjauhi penderitaan atau kemelaratan dan mendekatkan diri kepada kenyamanan atau kesejahteraan ekonomis. Bisnis merupakan kata kerja, gerakan dari kemelaratan menuju kesejahteraan. Itulah hakikat bisnis.

Apakah yang menggerakkan manusia sehingga ia bekerja untuk meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik? penggerak itu bisa macam-macam. Ada yang bersumber dari dalam diri manusia tetapi bisa juga bersumber dari luar diri manusia. dengan bahasa yang berbeda, motivasi dalam diri manusia bisa berasal dari diri sendiri tetapi bisa juga dari orang lain. Jika kita mengikuti pelatihan motivasi, hakikatnya kita sedang dimotivasi oleh trainer, pelatih atau motivator. Akibatnya, kita bisa saja terbakar dan termotivasi. Namun setelah acara selesai, motivasi itupun kembali hilang. Ini menunjukkan bahwa motivasi yang berasal dari luar kendati perlu namun tidak terlalu signifikan.

Motivasi itu sejatinya harus muncul dari dalam diri manusia. Penggerak yang terbaik itu adalah, jika ia muncul dari dalam diri manusia sendiri. manusia itu sendiri sebagaimana yang kerap dijelaskan para filosof, sebagai makhluk hidup, manusia ditentukan oleh adanya keinginan, hasrat, naluri, pikiran, kehendak dan kesadaran. Dengan kata lain, keinginan, hasrat, naluri, berpikir, kehendak bebas dan kesadaran mencirikan manusia sebagai makhluk hidup yang berbeda dengan makhluk-makhluk hidup lainnya.

Dengan demikian, spiritualitas bisnis dalam makna tasawuf (untuk) bisnis, adalah sebuah dorongan yang bersumber dari dalam diri manusia yang termanifestasi dalam praktik bisnisnya. Pelakunya tidak saja berbuat sesuai dengan standar etika umum, namun lebih dari itu, laku bisnisnya sesungguhnya merupakan upaya menterjemahkan sifat dan asma Allah SWT. Ia tidak saja berbisnis untuk mencari keuntungan material semata, tetapi sudah bergerak untuk mencari kepuasan batin dan kedamaian jiwa.

Aktivitas bisnis dilihat tidak lagi dari aspek horizontal tetapi dilihat dari aspek vertikal. Pertanyaan yang muncul dalam dirinya, tidak lagi apakah sebuah perilaku telah sesuai dengan ukuran moral dan benar secara hukum. Lebih dari itu pertanyaannya adalah, apakah aktivitas bisnisnya atau keputusan bisnisnya diridhai Allah atau tidak. Ia tidak lagi bertumpu pada akalnya tetapi mengacu pada suara hatinya yang selalu memancarkan kebenaran, kebaikan dan keindahan. Jadilah bisnis sebagai aktivitas yang bertujuan untuk memperkaya dan memperdalam spiritualitas diri. Singkatnya, keuntungan bisnis dilihat seberapa kaya ia dengan pengalaman spiritual bukan seberapa banyak keuntungan material. Wallahu a’lam bi al-shawab.

DOWNLOAD EBOOK

ISI BUKU

Kata Pengantar

v

Daftar Isi

ix

BAGIAN PERTAMA : SPIRITUALITAS BISNIS DALAM PERBINCANGAN

 

BAB I

TASAWUF, SPIRITUALITAS DAN BISNIS

2

 

1.  Spiritualitas dan Etika: Kebutuhan Baru Bisnis Modern

2

 

2.  Etika Bisnis dan The Corporate Mystice

6

 

3.  Merasakan Kehadiran Tuhan dalam Aktivitas Bisnis

9

 

4.  Pemasaran Berbasis Spiritual

14

 

5.  Mempertanyakan Spiritualitas Para Bankir

17

BAB II

ARTIKULASI NILAI SPIRITUALITAS AL-QUR’AN DALAM BISNIS

22

 

1.  Meniru Allah yang Al-Mughni dan Al-Ghaniy

22

 

2.  Merengguk Kehidupan yang Berkah

26

 

3.  Menggapai Al-Falah dalam Bisnis

29

 

4.  Menjadi Pribadi Produktif, Bercermin Kepada Nabi Daud AS

34

 

5.  Pesan Moral-Spiritual Al-Qur’an dalam Kehidupan Ekonomi

38

BAB III

MEMBANGUN SIKAP POSITIF TERHADAP HARTA

44

 

1.  Model Pengembangan Harta yang dilarang

44

 

2.  Menimbun (Al-Ihtikar) BBM: Absennya Etika

52

 

3.  Etika Konsumsi

55

 

4.  Konsep Perdagangan dalam Islam

59

BAB IV

TREND BARU KONSUMEN : MEMBANGUN GAYA HIDUP HALAL

64

 

1.  Gaya Hidup Halalan Thayyiban

64

 

2.  Kriteria Halal dan Haram

69

 

3.  Hati-hati Dengan Label Syari’ah

74

 

4.  Mewaspadai Investasi “Maghrib”

79

BAGIAN KEDUA : EKONOMI ISLAM, SISTEM ILAHIAH YANG SYUMUL

 

BAB I

EKONOMI ISLAM : PENCARIAN YANG BELUM SELESAI

84

 

1.  Hakikat Ekonomi Islam

84

 

2.  Quest Wajah Ekonomi Islam

89

 

3.  Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Ekonomi Umat

94

 

4.  Homoeconomics dan Homoislamicus

97

 

5.  Meneguhkan Keilmuan Ekonomi Islam

101

BAB II

EKONOMI ISLAM DAN ISU-ISU AKTUAL

105

 

1.  Islam, Ramadhan dan Pasar

105

 

2.  Menghempang Budaya Konsurisme Lewat Puasa

109

 

3.  Ledakan Penduduk dan Kesiapan Bumi Kita

113

 

4.  Perumahan Syari’ah : Mungkinkah ?

117

 

5.  Merancang Manajemen Qurban

120

BAGIAN KETIGA :  MEWASPADAI BISNIS SYARI’AH TANPA RUH SYARI’AT

 

BAB I

MENEGUHKAN RUH SYARI’AT DALAM PERBANKAN SYARI’AH

126

 

1.  Riba, Bisnis tanpa Moralitas

126

 

2.  Riba Versus Bunga Bank, Samakah ?

130

 

3.  Nelayan, Kemiskinan Struktural dan BPR-Syari’ah

134

 

4.  Peranan Ulama dan Akademisi dalam Pengembangan Bank Syari’ah

139

 

5.  Bank Syari’ah tanpa Spirit

146

 

6.  Bank Syari’ah : Asing di Rumah Sendiri

150

 

7.  Bank Syari’ah sebagai Solusi Krisis Ekonomi

154

BAGIAN KEEMPAT : SAATNYA MENDAYAGUNAKAN ZISWAF UNTUK KESEJAHTERAAN UMAT

 

BAB I

MENGGALI POTENSI EKONOMI UMAT YANG TERPENDAM

160

 

1.  Dari Teoritis Ke Ranah Praktis

160

 

2.  Filatropi Islam: Potensi yang Terabaikan

166

 

3.  Zakat dan Masalah Kepercayaan Umat

170

 

4.  Zakat dan Kemiskinan

175

 

5.  Fikih Prioritas dan Peradaban Zakat

178

 

6.  Zakat Profesi dan Kepedulian Kaum Profesional

182

 

7.  Zakat dan Pameran Kemiskinan

185

BAB II

SAATNYA MENGEMBANGKAN WAKAF PRODUKTIF

191

 

1.  Wakaf Produktif : Fase Baru Ekonomi Islam

191

 

2.  Wakaf Uang : Sebuah Harapan Baru

200

 

3.  Wakaf Tunai dalam UU No. 41 Tahun 2004

205

 

4.  Wakaf Tunai dan Kesejahteraan Umat

207

 

5.  Menggagas Infaq Produktif

211

 

6.  Bangkitnya Semangat Filantropi Islam

215

 

7.  Etos Wakaf : Ketakwaan dan Kesejahteraan Umat

218

 

8.  Nazhir Wakaf Dalam UU No 41 Tahun 2004

222

 

9.  Eksistensi Nazhir Wakaf dalam Fikih

226

BAGIAN KELIMA :  MASA DEPAN PENDIDIKAN TINGGI EKONOMI ISLAM

 

BAB I

MENINJAU KEMBALI MODEL PENGAJARAN EKONOMI ISLAM DI PT-PTAI

232

 

1.  Pendidikan Tinggi Ekonomi Islam: Proses yang Belum Selesai

232

 

2.  Ketersediaan SDI Ekonomi Syari’ah

235

 

3.  Kurikulum Integratif Sebagai Pembeda

239

 

4.  Sumber Daya Insani dan Era MEA

241

 

5.  Melahirkan SDM Berbasis Syari’ah

245

 

6.  Kajian Islam IAIN. SU : dari Dikotomi ke Integrasi

249

 

7.  FEBI dan Kado Besar 40 Tahun IAIN SU

253

 

8.  Ekonomi Islam, Ikhtiar Mewujudkan Human Falah

257

 

9.  Menggagas Arsitektur Ilmu Ekonomi Islam

261

DAFTAR KEPUSTAKAAN

265

TENTANG PENULIS

267







PRIMAGRAPHOLOGY TRAINING & CONSULTING

BUKU-BUKU ISLAM LAINNYA TENTANG EKONOMI DAN MANAJEMEN :

BUKU-BUKU ISLAM LAINNYA TENTANG PENDIDIKAN :

No comments:

Post a Comment