Telah banyak ruang diskusi dan
karya ilmiah yang berusaha mencari sebab-sebab munculnya terorisme. Sebagian
menemukan benang merah terorisme ada pada kemiskinan dan kebobrokan moral.
Pertanyaannya sampai seberapa jauh pengaruh kemiskinan dan krisis moral dalam
menyebabkan munculnya terorisme? Krisis moral dan kemiskinan terkadang
menjadikan orang berbuat kriminal tetapi pada batasan tertentu, tidak
menjadikan tindakannya sebagai ideologi yang mengharuskan dia terus melakukan
teror karena ada semangat balasan kebaikan (pahala) atas perbuatannya.
Sesungguhnya yang lebih
membahayakan dari terorisme yang terbatas (baca; kriminalitas) adalah gerakan
teror yang muncul dari individu dan kelompok yang mereka sendiri bukanlah orang
yang setiap harinya melakukan kriminal atau pembunuhan, akan tetapi mereka
berpengang teguh pada sebuah ideologi. Mereka menjadikan ideologi tersebut
sebagai dasar dalam melakukan gerakan teror dan menjunjung tinggi nilai-nilai
yang terdapat pada ideologi tersebut. Terorisme semacam ini akan muncul kapan
saja tidak hanya disebabkan karena balas dendam atau counter attack atas
perbuatan individu atau kelompok lain. (Lihat Ahmad Tamim, Bara’ah al-Habib min Ahli al-Irhab wa at-Takhrib halaman 6).
Sebagian berusaha mencari akar
terorisme pada kondisi ekonomi pada negara-negara tingkat tiga yang menurut
mereka belum tersentuh oleh peradaban Barat yang menjunjung tinggi HAM. Tesis
ini mengatakan bahwa diantara mereka yang tersangkut masalah-masalah terorisme
bukanlah dari kalangan orang kaya atau orang terpelajar yang pernah mengenyam
pendidikan Barat. Karena menurut mereka orang kaya dan terpelajar tidak akan
melakukan tindakan picik (teror), apalagi mereka mendapatkan pendidikan HAM di
Barat. Inilah yang saya maksudkan dengan ideologi “terorisme” yang diusung oleh
individu atau kelompok dengan berkedok agama.
Padahal agama Islam mengajarkan
kebaikan dan keadilan, dan melarang dari perbuatan munkar dan kejahatan.
Karenanya, ketika kita mendengar adanya peristiwa terorisme di beberapa tempat
selalu dikaitkan dengan agama Islam. Tuduhan ini pasti ditolak mentah-mentah
oleh umat Islam dengan mengatakan bahwa Islam memerangi terorisme.
Terkadang tuduhan itu ditujukan
kepada sebagian generasi muda Islam yang mempunyai ghirah Islamiyah yang tinggi
tanpa didasari nilai-nilai ajaran Islam yang benar. Benar, sedikit tulisan yang
mengupas tentang ideologi perusak penyebab perpecahan di antara umat. Ideologi
yang berkedok jihad untuk melegitimasi bombing, hijacking dan aksi teror lainnya.
Sedikit tulisan yang mengupas masalah ini berdasarkan pendapat para ulama yang
mu‟tabar untuk memadamkan fitnah mereka.
Tuduhan dan serangan terhadap
Islam dari musuh-musuh Islam semakin mengkristal dan bias kepentingan
menganggap Islam adalah agama terorisme. Di pihak lain ketika ada usaha untuk
mencari akar terorisme dari doktrin-doktrin radikal yang ditanamkan kepada
generasi muda, muncul reaksi keras dari sebagian umat Islam sendiri dengan
berdalih “hilangkan perbedaan ideologi” dan perkokoh “wahdat al-ummah” dalam menghadapi serangan musuh-musuh Islam”.
Jujur, kita memang menginginkan
wahdat al-ummah (persatuan umat) dan segala cara yang dapat merealisasikannya.
Akan tetapi jangan sampai hal ini dijadikan oleh sebagian oknum untuk
melindungi terorisme. Sebagian berpendapat bahwa membuka tabir masalah ini akan
mengancam kesatuan umat dan masuk dalam kategori ghibah muharramah serta
melemahkan umat Islam itu sendiri. Saya berpendapat sebaliknya, bahwa ketika
kita diam tidak melakukan tahdzir (menyebutkan kesalahan) terhadap gerakan
separatisme mulai dari kepala sampai ekornya, itulah yang akan mengancam
tatanan al-wahdat al-islamiyah. “Berbeda
dalam kebenaran lebih baik daripada bersatu dalam kebathilan”.
Buku yang ada di tangan pembaca
tidak membahas tentang terorisme, akan tetapi buku ini mengupas tentang sebuah
ideologi yang memuat doktrin merasa paling benar sendiri. Siapapun orangnya dan
apapun alirannya kalau tidak sepaham dengan mereka maka tergolong kafir,
musyrik, sesat, ahli bid‟ah, halal darahnya, wajib diperangi dan lain
sebagainya. Pasti pembaca dapat menangkap sebuah benang merah kaitan terorisme
dengan sebuah ideologi.
Bagian kedua dari buku ini
mengupas tuntas tentang kemiripan –kalau tidak mau dikatakan kesamaan- aqidah
antara mereka yang mengklaim “Ahlussunnah” atau menamakan dirinya “salafi”
dengan berdalih al-Quran dan hadits serta perkataan “ulama mereka” dengan
aqidah Yahudi yang semua tahu kalau mereka di luar Islam. Bahaya laten pasti
lebih berbahaya dari yang terang-terangan melawan kita. Musuh dalam selimut
jelas lebih susah untuk diketahui daripada yang mengadakan perlawanan secara
frontal. Berarti, kalau ada dua kelompok yang sama aqidahnya, satu
terang-terangan melawan Islam sementara yang lain mengatasnamakan Islam, siapakah
yang lebih berbahaya ?
ISI BUKU |
||
BAB PERTAMA |
|
|
|
Pendahuluan |
6 |
|
Siapakah
Muhammad bin Addul Wahab & Ibnu Taimiyah ? |
11 |
|
Wahabi Mengkafirkan
Umat Islam |
16 |
|
Manhaj Wahabi:
Pengkafiran Umat Islam & Menghalalkan Darah |
19 |
|
Mengenang Tiga
Insiden |
24 |
|
Sekilas Tentang
Klaim-klaim Wahabi |
33 |
|
Tantangan |
68 |
|
Siapa yang
Dibela oleh Wahabi ? |
69 |
BAB KEDUA |
|
|
|
Studi
Perbandingan Aqidah Wahabi & Yahudi & Peringatan Penting |
71 |
|
Pergulatan Ahlussunnah
vs Ahlul Bathil |
73 |
|
Strategi
Musuh-musuh Islam |
74 |
|
Al-Quran
Membuka Borok Yahudi |
74 |
|
‘Aqidah Munjiyah (Aqidah Selamat) |
75 |
|
Bagian 1;
Persamaan Aqidah Wahabi & Yahudi |
81 |
|
Perbandingan
Aqidah Wahabi & Yahudi |
82 |
|
Wahabi
Mengatakan Allah Duduk |
82 |
|
Kesimpulan |
87 |
|
Bagian 2;
Wahabi Mengatakan Allah Berbentuk & Bergambar |
88 |
|
Bagian 3;
Wahabi Mengatakan Allah Mempunyai Wajah |
90 |
|
Bagian 4;
Wahabi Mengatakan Allah Bersuara & Faedah Penting |
92 |
|
Bagian 5;
Wahabi Mengatakan Allah Mempunyai Mulut & Berbicara dengan Bahasa |
96 |
|
Bagian 6;
Wahabi Mengatakan Allah Berubah & Baru |
98 |
|
Bagian 7;
Wahabi Mengatakan Allah Memiliki Anggota Badan |
102 |
|
Bagian 8;
Wahabi Mengatakan Allah Mempunyai Kaki & Mata ~ |
106 |
|
Bagian 9;
Wahabi Mengatakan Allah Bertempat & Berarah |
108 |
|
Bagian 10;
Wahabi Mengatakan Allah Bersifat Buruk & Tercela |
114 |
|
Rencana Inggris
Buat Muhammad bin Abdul Wahab |
116 |
|
Mr. Hamford
Bertemu Muhammad bin Abdul Wahab di Nejd |
117 |
|
Ibn Abdul Wahab
Melaksanakan 4 dari 6 Poin |
118 |
|
Penduduk Mekkah
Lebih Tahu tentang Sejarah Mekkah |
120 |
|
Bagaimana Cara
Mengetahui Orang Wahabi ? |
121 |
|
Peringatan |
126 |
|
Siapa yang
Disembah Wahabi ? |
128 |
|
Ibnu Taimiyah
& Yahudi |
130 |
|
Bin Baz &
Yahudi |
130 |
|
Al-Albani &
Yahudi |
131 |
|
Hammud
At-Tuwaijiri & Yahudi |
133 |
DAFTAR PUSTAKA |
|
|
|
Referensi dari
Koran & Majalah |
138 |
|
Biografi
Singkat Para Ulama Ahlussunnah wal Jama‟ah |
139 |
No comments:
Post a Comment